.........Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa,
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui,
meminta ku minum susu dan tidur yang lelap,
sambil membenarkan letak leher kemeja ku,
kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih lembah pandalawangi,
kau dan aku tegak berdiri
melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin.
Apakah kau masih membelai ku semesra dahulu
ketika ku dekap, kau dekaplah lebih mesra lebih dekat.
Apakah kau masih berkata "ku dengar detak jantung mu"..
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam "cinta".......... [soe hok gie]
-Cahaya Bulan-
Perlahan sangat pelan hingga terang kan menjelang
Cahaya kota kelam mesra menyambut sang petang
Di sini ku berdiskusi dengan alam yg lirih
Kenapa matahari terbit menghangatkan bumi
aku orang malam yg membicarakan terang
aku orang tenang yg menentang kemenangan oleh pedang
Perlahan sangat pelan hingga terang kan menjelang
Cahaya nyali besar mencuat runtuhkan bahaya
Di sini ku berdiskusi dengan alam yg lirih
Kenapa indah pelangi tak berujung sampai di bumi
aku orang malam yg membicarakan terang
aku orang tenang yg menentang kemenangan oleh pedang
cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan
yg takkan pernah aku tau dimana jawaban itu
bagai letusan berapi bangunkan dari mimpi
sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati
Terangi dengan cinta di gelapku
Ketakutan melumpukanku
Terangi dengan cinta di sesatku
Dimana jawaban itu....
Minggu, 01 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar